PERANAN KOMPUTER DALAM PROFESI SEBAGAI GURU PKn
Sejarah
Singkat Komputer
50 tahun yang lalu hanya dua komputer yang digunakan di
dunia dan IBM memprediksikan hanya 4 komputer yang akan dibutuhkan. Namun
belakangan ini IBM terpaksa merubah pendapatnya karena teknologi telah
berkembang dengan sedemikian pesatnya. Saat ini telah terdapat jutaan
komputer di dunia dan jutaan komputer berikutnya akan diproduksi dalam
tahun-tahun mendatang
Pada tahun 1950, komputer-komputer berukuran besar yang
disebut “mainframes” hanya sanggup dimiliki oleh pemerintah, universitas
dan perusahaan. Namun pada tahun 1960 dengan dikenalnya alat yang bernama
“transitor” ukuran komputer dapat diperbaharui menjadi lebih kecil dengan
peningkatan kekuatan yang lebih tinggi. Komputer tersebut kemudian disebut
sebagai komputer “mini” karena ukurannya yang lebih kecil daripada
“mainframes” sementara itu ukuran komputer semakin lama semakin kecil
dengan peningkatan kekuatan secara berkala. Sekitar tahun 1970
diperkenalkan “microprocessor” yang menempatkan kapabilitas kalkulasi dari
sebuah komputer dalam material yang berasal dari silikon dengan
ukuran sebesar kuku jari manusia. Silikon diproduksi dari pasir yang mudah
diperoleh dengan harga yang terbilang murah. Dalam waktu 10 tahun (tahun
1980), “microprocessors” dipasangkan ke komputer berukuran kecil yang
kemudian disebut sebagai “microcomputers”. “Microcomputer” pertama yang
didesain untuk dijual ke pasaran dinamakan “Apple II” (walaupun tidak pernah
ada produk bernama APPLE I sebelumnya). Selain itu juga muncul produk yang
bernama IBM-PC tahun 1981 yang telah memunculkan perubahan besar di
lingkungan kerja dan komunikasi.
Manfaat Komputer dalam Pembelajaran
Teknologi jaringan komputer/internet memberi manfaat bagi
pemakainya untuk melakukan komunikasi secara langsung dengan pemakai lainnya.
Hal ini dimungkinkan dengan diciptakannya sebuah alat bernama modem.
Jaringan komputer/internet memberi kemungkinan bagi pesertanya untuk melakukan
komunikasi tertulis dan saling bertukar pikiran tentang kegiatan belajar yang
mereka lakukan. Jaringan komputer dapat dirancang sedemikian rupa agar dosen
dapat berkomunikasi dengan mahasiswa dan mahasiswa dapat melakukan interaksi
belajar dengan mahasiswa yang lain. Interaksi pembelajaran dengan menggunakan
jaringan komputer tidak saja dapat dilakukan secara individual, tetapi juga
untuk menunjang kegiatan belajar kelompok.
Pemanfaatan jaringan komputer dalam sistem pendidikan jarak
jauh dikenal juga dengan istilah Computer Conferencing System (CCF).
Biasanya sistem ini dilakukan melalui surat elektronik atau E-mail. Beberapa
kelebihan pemanfaatan jaringan komputer dalam sistem pendidikan jarak jauh
yaitu: dapat memperkaya model-model tutorial, dapat memecahkan masalah belajar
yang dihadapi mahasiswa dalam waktu yang lebih singkat dan dapat mengatasi
hambatan ruang dan waktu dalam memperoleh informasi. CCF memberi kemungkinan
bagi mahasiswa dan dosen untuk melakukan interaksi pembelajaran langsung antar
individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok (Mason,
1994 dalam Benny A. Pribadi dan Tita Rosita, 2002:13-14)
Media pembelajaran berbasis TIK sangat erat kaitannya dengan
kreativitas anak, dan anak yang mempunyai kreativitas tentunya anak yang
perkembangannya baik dan mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik pula dan
mereka tidak ingin mempermasalahkan berlarut-larut dan secepatnya
diselesaikan.
Kreativitas yang merupakan kemampuan seseorang untuk
mengaktualkan dirinya dalam pergaulan dan juga dalam pembelajaran di sekolah.
Hal ini yang diharapkan agar dengan adanya media pembelajaran atau dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis TIK anak dapat kreatif dan berkembang
sesuai yang diinginkan. Adapun ciri-ciri anak yang mempunyai kreativitas
tinggi menurut Asep H. Hermawan ( 1997:50 ), yaitu:
-
Selalu
ingin mengetahui sesuatu yang benar
-
Selalu
ingin mengubah sesuatu yang telah ada
-
Mencoba
hal-hal yang baru
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Minat Guru PKn dalam Menggunakan Media Berbasis TIK
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan memunculkan tuntutan baru dalam
segala aspek kehidupan, manusia harus memenuhi tuntutan tersebut maka
diperlukan kualitas sumber daya manusia yang memadai. Dalam hal ini dapat di
penuhi melalui pendidikan yang berkualitas. Peningkatan kualitas pendidikan
sangat dibutuhkan bangsa Indonesia pada masa kini dan yang akan datang mampu
menghadapi persaingan global.
Peningkatan kualitas
pendidikan tersebut harus dihasilkan melalui penyelenggaraan system pendidikan
yang bermutu, maka guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat
strategis. Sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pada jalur pendidikan formal guru wajib memiliki kompetensi yang
meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Peraturan
pemerintah nomor 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan
bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran, yang antara lain
mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi
pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal
setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis.
Hal ini dimaksudkan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun
2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, diatur tentang
berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi
inti maupun kompetensi mata pelajaran.
Bagi guru pada satuan pendidikan
sekolah, kompetensi paedagogik maupun kompetensi professional, berkaitan erat
dengan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran secara
memadai. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Namun demikian kenyataan di
lapangan masih banyak guru yang mengabaikan kewajiban profesi yang harus selalu
menyesuaikan diri dan kemampuannya seirama dengan perkembangan Iptek.
Lebih-lebih di era globalisasi ini guru harus dapat menyesuaikan dengan
perkembangan kemjuan dan meninggalkan cara-cara konvensional yang tidak sesuai
dengan prinsip pembelajaran modern. Di era globalisasi seperti sekarang ini,
kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam
kehidupan, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan
untuk memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, memberikan kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam Bmelakukan berbagai aktivitas manusia. Peranan
teknologi komunikasi dalam pembelajaran ditandai dengan hadirnya elearning
dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan dalam pembelajaran
yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk seperti: audio/video,
TV interaktif, CD ROM, intranet dan internet. Secara umum, peranan e-learning
dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: Komplementer,
mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap muka masih berjalan
tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan teknologi informasi;
Substitusi, sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan teknologi
informasi. Pada kegiatan pembelajaran, penerapan teknologi komunikasi dapat
terlihat dari bagaimana cara pendidik memberikan sebuah materi yang disampaikan
kepada peserta didik. Peran sekolah sebagai institusi yang memfasilitasi sarana
(teknologi komunikasi) dalam menunjang kegiatan pembelajaran, seperti komputer
atau laptop, internet atau jaringan wifi, LCD proyektor, TV, VCD,
OHP/OHT, Tape recorder dan sebagainya. Dari fasilitas-fasilitas
yang ada tersebut dapat dimanfaatkan pendidik untuk mengakomodasi teknik
pembelajaran yang akan digunakan.
Paradigma dari
perkembangan teknologi komunikasi yang ada mengakibatkan model belajar
konvensional sedikit demi sedikit berubah. Untuk itu tuntutan bagi pendidik
agar bisa mengikuti perkembangan teknologi komunikasi yang ada. Sehingga
diharapkan kegiatan belajar berjalan efektif karena ditunjang dengan kemapuan
dari pendidik dalam memanfaatkan teknologi yang ada. Beberapa contoh penerapan
teknologi komunikasi dalam kegiatan pembelajaran adalah:
1. Penggunaan
media pembelajaran oleh pendidik dalam penyampaian materi pelajaran seperti Power
Point, Windows Journal, CD tutorial dan interaktif, Penggunaan OHT,
tutor audio, dan sebagainya.
2. Penggunaan
internet atau jaringan wifi yang disediakan oleh sekolah sebagai sarana
peserta didik untuk mencari referensi tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik.
3. Penggunaan
komputer sebagai sarana praktek terhadap materi-materi tertentu yang memang
membutuhkan fasiltas komputer seperti, materi TIK yang mengajarkan penggunaan
aplikasi office, desain grafis, dan sebagainya.
Ada beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi
minat guru dalam menggunakan media berbasis TIK, antara lain adalah:
-
Faktor Pemahaman menjadi salah satu
penyebab kurangnya guru dalam menggunakan Media berbasis TIK, guru kurang
memahami bagaimana menggunakan media seperti penggunaan komputer, internet, LCD
Proyektor dan media elektronik lainnya, sehingga penggunaan media berbasis TIK
tidak digunakan dalam proses pembelajaran. Faktor Fasilitas juga menjadi
penyebab dalam kurangnya penggunaan media berbasis TIK dalam proses belajar
mengajar. Kurangnya Fasilitas IT di sekolah seperti fasilitas Listrik yang
kurang memadai, tidak ada fasilitas Internet di sekolah, tidak ada LCD
proyektor dan lain sebagainya, menjadikan kurangnya penggunaan media berbasis
TIK dalam kegiatan belajar mengajar guru.
-
Faktor kurangnya pelatihan-pelatihan
pembelajaran dengan menggunakan TIK, dalam hal ini peran pemerintah dalam
mengembangkan kompetensi guru dalam penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dirasakan sangat kurang.
-
Faktor Usia guru juga menjadi penyebab
kurangnya penggunaan media pembelajaran berbasis TIK dalam proses belajar
mengajar, guru yang berusia diatas 30 tahun cenderung tidak mau memahami media
berbasis TIK dan lebih condong ke gaya mengajar yang monoton.
-
Faktor minat juga di duga menjadi
penyebab kurangnya penggunaan media berbasis TIK dalam proses belajar mengajar.
Kurangnya minat guru dalam menggunakan media berbasis TIK karena terkesan
merepotkan untuk digunakan menjadi alasan mengapa guru PKn SMA di Bandar
Lampung kurang menggunakan media berbasis TIK dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan media berbasis TIK dalam suatu proses
pembelajaran diharapkan sebagai alternatif untuk mengatasi masalah kemandirian
belajar yang sering dijumpai, karena penggunaan media ini memungkinkan
mengajarkan seorang siswa mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan yang lebih
luas di dunia internet sehingga memunculkan kreativitas siswa dalam mempelajari
ilmu pengetahuan. Selain itu dengan pembelajaran berbasis TIK juga
diharapkan kognitif dan afektif siswa terhadap hasil belajar dapat mudah
tercapai.
Guru Sebagai
Profesi
Pengertian Profesi, Profesional, dan Profesionalisme
Profesi menunjuk pada suatu pekerjaan
atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap
pekerjaan itu. Pengertian tersebut dapat digunakan dalam beberapa kalimat
berikut, Misalnya: Guru sebagai profesi yang sangat mulia.
Profesional menunjuk 2 hal, yaitu orangnya
dan penampilan atau kinerja orang itu dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaannya. Sebagai contoh, Dia seorang professional muda yang bekerja secara
professional.
Sementara
Profesionalisme menunjuk kepada derajat atau tingkat penampilan seseorang
sebagai seorang professional dalam melaksanakan profesi yang mulia itu. Misalnya, Profesionalisme guru dewasa ini masih rendah dan memprihatinkan.
-
Guru Sebagai
Profesi
Sebagai
profesi, guru sesungguhnya memiliki status yang sederajat dengan profesi
lain seperti Dokter, Apoteker, Hakim dan banyak lagi profesi terhomat lainnya.
Karena sesungguhnya guru sering disebut sebagai ibu dari semua profesi. Hal ini dapat dimengerti, karena guru dapat menghasilkan profesi lainnya.
Pengertian guru
sebagai profesi, secara khusus tertuang di dalam undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang system pendidikan Nasional dalam pasal 39
(1) dan (2) dinyatakan bahwa:
Tenaga
kependidikan bertugas melaksanakan administrasi , pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan
Pendidik
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dalam ketentuan
umum pasal 1 butir 5 dan 6 dinyatakan bahwa:
Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, Dosen, Konselor,
pamong belajar,widya iswara, tutor, instructor, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Sementara itu,
dalam penjelasan atas undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
Tentang system pendidikan nasiona Pasal 39 ayat 1 dinyatakan bahwa :
Tenaga
kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan, pendidik, pamong belajar,
pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber
belajar.
-
Makna Guru
Sebagai Profesi
Profesi guru adalah jabatan profesional yang memiliki tugas pokok dalam
proses pembelajaran. Uraian tugas pokok tersebut mencakup keseluruhan unsur
proses pendidikan dan peserta didik. tugas pokok itu hanya dapat dilaksanakan
secara profesional bila persyaratan profesional yang ditetapkan terpenuhi.
Adapun tugas guru sebagai profesi adalah sebagai berikut:
a. Membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensinya sehingga
tumbuh dan berkembang dengan total dan sempurna.
b. Membantu anak belajar sehingga kemampuan intelektualnya tumbuh dengan
menguasai berbagai ilmu keterampilan, pengalaman, nilai dan sikap.
c. Menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan
menggunakan pendekatan dan metedologi yang penuh dengan kreativitas sehingga
kreativitas peserta didik tumbuh dan berkembang.
d. Menanamkan berbagai nilai-nilai dalam diri pesrta didik sehingga melekat
tumbuh menjadi satu dengan perilaku peserta didik setiap hari.
e. Membangun watak dan kepribadian peserta didik menjadi orang yang memiliki
watak dan kepribadian tertentu yang diperlukan oleh masyarakat luas.
f. Mengajar peserta didik bagaimana berhubungan dengan orang lain.
g. Mengembangkan peserta didik menjadi orang yang berakhlak mulia\
-
Persyaratan
Profesi Guru
Untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, efisien, dan efektif, guru harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Menguasai ilmu pendidikan termasuk konsep, teori, dan proses.
b. Menguasai teaching learning strategies.
c. Memahami IT dan menguasainya untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran,
terutama untuk mendukung penerapan learning strategies yang dikembangkan oleh
guru.
d. Menguasai developmental pcychology, psikologi anak, dan psokologi kognitif.
e. Menguasai teori belajar.
f. Memahami berbagai konsep pokok sosiologi dan antropologi yang relevan dalam
proses pendidikan dan pertumbuhan anak.
g. Menguasai bidang studi tertentu yang relevan dengan tugasnya sebagai guru
pada jenjang persekolahan tertentu.
h. Memahami administrasi pendidikan, terutama tentnang management of learning.
i.
Menguasai
konsep dan prinsip pengembangan kurikulum.
j.
Memahami dan
menguasai pendidikan nilai.
k. Memahami proses dan dampak globalisasi serta implikasinya terhadap proses
pendidikan peserta didik.
l.
Memahami
strategies environment yang berpengaruh terhadap proses pendidikan peserta
didik.
m. Memaham peran dan pengaruh aspek sosial, kultural, dan ekonoi terhadap
proses pendidikan.
Eksistensi
Profesi Guru
Eksistensi
menurut kamus bahasa Indonesia adalah Kehidupan/Pertahanan/bertahan. Sedangkan
eksistensi secara umum adalah suatu keaktifan. Sedangkan Profesi adalah
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan
terhadap pekerjaan itu. Jadi menurut uraian diatas dapat disimpulkan pengertian
eksistensi profesi guru adalah suatu keaktifan seorang guru dalam
pekerjaan atau jabatan menurut keahlian dan kesetiaan terhadap pekerjaan.
Guru mempunyai
komitmen terhadap murid untuk mendidik mereka menjadi orang yang berhasil dan
tercapoai cita-citanya. Katakanlah pemimpin-pemimpin masa depan. Sebab
jika tidak mempunyai komitmen kearah sana, guru akan kehilangan eksistensinya.
Dalam hal ini guru akan mengalami perjumpaan dengan para murid, guru akan
berjumpa dengan berbagai macam proses salah didik di dalam rumah. Disinilah
sekolah sring jadi korban ketidak beresan pendidikan dalam keluarga.
Eksistensialisme
sering dianggap sebagai panggilan hidup. Sebuah sarana pengabdian pada sejarah
dan kemanusiaan dimana dengan mengamalkannya secara bebas, penuh cinta, dan
dedikasi seorang mampu mengembangkan secara maksimal seluruh potensi manusiawi
yang dimilikinya secara hakiki dalam relasinya dengan subyek lain. Denga
demikian segala jerih payahnya menjadi bermakna baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi masayarakat
Membicarakan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) oleh para guru dalam proses pembelajaran di sekolah tidak lepas dari
berbagai unsur yang saling terkait sata sama lain, yaitu; 1) sarana, prasarana,
dan perangkat yang tersedia; 2) tingkat penguasaan guru dalam pemanfaatan TIK;
3) kebijakan pimpinan dalam mendukung pemanfaatan TIK; 4) pendidikan dan
pelatihan para guru; dan 5) kendala-kendala guru dalam penggunaan TIK. Kelima
unsur yang terkait ini diuraikan per bagian dengan maksud nantinya diperoleh
penjelasan, dan pada akhirnya diharapkan diperoleh pemahaman yang benar.
-
Sarana
dan prasarana, falitas, dan perangkat pendukung pemanfaatan TIK
Beberapa sekolah kini telah telah memiliki laboratiorium
komputer dan internet, khusus sekolah-sekolah yang berlokasi di kota atau tidak
jauh dari perkotaan lebih lengkap fasilitas ini dibandingkan dengan
sekolah yang berlokasi di pedesaan. Hampir seluruh kota dijumpai
sekolah-sekolah yang telah menyediakan fasilitas laboratorium komputer dan
internet. Namun dalam pemanfaatan TIK oleh para guru antara sekolah yang satu
dengan yang lain tingkatannya sangat beragam, mulai dari yang sederhana sampai
ada yang sudah optimal. Kondisi ini dapat dimengerti mengingat tingkat kemajuan
sekolah masing-masing berbeda.
-
Penguasaan
Pemakaian Dalam Pemanfaatan TIK Bagi Guru
Dalam berbagai hasil penelitian dan tulisan mensinyalir ada
sekitar 70 s/d 90% guru dalam pemanfaatan kemajuan TIK dalam proses
pembelajaran dan kegiatan lain dianggap masih gagap teknologi. Jika kondisi ini
benar demikian, alangkah menyedihkan dan bahkan menyakitkan, betapa tidak,
sebab di tengah didengungkannya pembelajaran interaktif (e-learning) yang juga
harus melibatkan guru-gurunya dalam bidang studi apapun, alangkah ironis kalau
gurunya sendiri tidak pernah sedikitpun menjamah teknologi informasi yang kini
telah merambah kesemua sisi kehidupan manusia atau dengan kata lain sudah
mendunia.
Berbagai pernyataan para pejabat yang berwenang dalam dunia pendidikan menyatakan kondisi guru yang masih memprihatinkan dalam hal menggunakan komputer, apalagi internet.
Berbagai pernyataan para pejabat yang berwenang dalam dunia pendidikan menyatakan kondisi guru yang masih memprihatinkan dalam hal menggunakan komputer, apalagi internet.
-
Kebijakan
dan Upaya Pimpinan dalam Mendukung Pemanfaatan TIK
Kadang sebuah penghargaan maupun sertifikat bukan merupakan
tujuan yang akan dicapai oleh sebuah lembaga sekolahan, tetapi penghargaan
maupun sertifikai yang diterima dapat menjadi pendorong atau motivasi dalam pemanfaatan
TIK oleh para guru, disamping sebagai kebanggaan akan identitas sebuah sekolah
yang mempunyai keunggulan dalam berkompetitif dalam dunia pendidikan. Beberapa
institusi atau lembaga baik provit maupun nonprovit dirasa perlu memberikan
berbagai penghargaan stratafikasi untuk mendorong dan memacu sekolah untuk
terus mengembangkan potensinya, khususnya dalam hal pemanfaatan TIK dalam
proses pembelajaran yang melibatkan para guru yang terlibat langsung.
-
Pendidikan,
Pelatihan, Praktek Pemanfaatan TIK
Kebutuhan akan kemampuan para guru dalam pemanfaatan TIK
dalam proses pembelajaran telah direspon sangat positif oleh beberapa sekolah.
Kenyataan dilapangan ditemukan bahwa beberapa sekolah telah memberikan
pelatihan dan atau mengirikan para guru menginkuti pelatihan komputer dan
internet. Ini dilakukan oleh pimpinan sekolah dengan maksud agar para guru
tidak gagap terhadap pemakaian komputer dalam pemanfaatan TIK.
-
Kendala
Guru Dalam Penggunaan dan Pemanfaatan TIK
Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam pemanfaatan TIK
adalah adanya kendala internal, seperti kesibukan jam mengajar di berbagai
tempat, maupun kendala eksternal seperti ketersediaan akses internet dan waktu
pelatihan sendiri.
Kendala internal dan eksternal tersebut sebenarnya hanyalah
sebuah ”pembenaran” untuk tidak melakukan hal-hal yang dibutuhkan. Artinya,
berpatokan pada peribahasa ”dimana ada kemauan disitu ada jalan” kita memang
harus mempersiapkan diri menyongsong era baru dalam berkomunikasi dengan
berbagai informasi yang ada.
SUMBER PUSTAKA
http://life-activity-pipit.blogspot.co.id
Rapel ( Rangkuman Pelajaran Lengkap ) Mata Pelajaran PKn
SUMBER PUSTAKA
http://life-activity-pipit.blogspot.co.id
Rapel ( Rangkuman Pelajaran Lengkap ) Mata Pelajaran PKn
Komentar
Posting Komentar