PERANAN KOMPUTER DALAM PROFESI SEBAGAI GURU PKn

Sejarah Singkat Komputer
50 tahun yang lalu hanya dua komputer yang digunakan di dunia dan IBM memprediksikan hanya 4 komputer yang akan dibutuhkan. Namun belakangan ini IBM terpaksa merubah pendapatnya karena teknologi telah berkembang dengan sedemikian pesatnya. Saat ini telah terdapat jutaan komputer di dunia dan jutaan komputer berikutnya akan diproduksi dalam tahun-tahun mendatang
Pada tahun 1950, komputer-komputer berukuran besar yang disebut “mainframes” hanya sanggup dimiliki oleh pemerintah, universitas dan perusahaan. Namun pada tahun 1960 dengan dikenalnya alat yang bernama “transitor” ukuran komputer dapat diperbaharui menjadi lebih kecil dengan peningkatan kekuatan yang lebih tinggi. Komputer tersebut kemudian disebut sebagai komputer “mini” karena ukurannya yang lebih kecil daripada “mainframes” sementara itu ukuran komputer semakin lama semakin kecil dengan peningkatan kekuatan secara berkala. Sekitar tahun 1970 diperkenalkan “microprocessor” yang menempatkan kapabilitas kalkulasi dari sebuah komputer dalam material yang berasal dari silikon dengan ukuran sebesar kuku jari manusia. Silikon diproduksi dari pasir yang mudah diperoleh dengan harga yang terbilang murah. Dalam waktu 10 tahun (tahun 1980), “microprocessors” dipasangkan ke komputer berukuran kecil yang kemudian disebut sebagai “microcomputers”. “Microcomputer” pertama yang didesain untuk dijual ke pasaran dinamakan “Apple II” (walaupun tidak pernah ada produk bernama APPLE I sebelumnya). Selain itu juga muncul produk yang bernama IBM-PC tahun 1981 yang telah memunculkan perubahan besar di lingkungan kerja dan komunikasi. 
Manfaat Komputer dalam Pembelajaran
 
Teknologi jaringan komputer/internet memberi manfaat bagi pemakainya untuk melakukan komunikasi secara langsung dengan pemakai lainnya. Hal ini dimungkinkan dengan diciptakannya sebuah alat bernama modem. Jaringan komputer/internet memberi kemungkinan bagi pesertanya untuk melakukan komunikasi tertulis dan saling bertukar pikiran tentang kegiatan belajar yang mereka lakukan. Jaringan komputer dapat dirancang sedemikian rupa agar dosen dapat berkomunikasi dengan mahasiswa dan mahasiswa dapat melakukan interaksi belajar dengan mahasiswa yang lain. Interaksi pembelajaran dengan menggunakan jaringan komputer tidak saja dapat dilakukan secara individual, tetapi juga untuk menunjang kegiatan belajar kelompok.
Pemanfaatan jaringan komputer dalam sistem pendidikan jarak jauh dikenal juga dengan istilah Computer Conferencing System (CCF). Biasanya sistem ini dilakukan melalui surat elektronik atau E-mail. Beberapa kelebihan pemanfaatan jaringan komputer dalam sistem pendidikan jarak jauh yaitu: dapat memperkaya model-model tutorial, dapat memecahkan masalah belajar yang dihadapi mahasiswa dalam waktu yang lebih singkat dan dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu dalam memperoleh informasi. CCF memberi kemungkinan bagi mahasiswa dan dosen untuk melakukan interaksi pembelajaran langsung antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok (Mason, 1994 dalam Benny A. Pribadi dan Tita Rosita, 2002:13-14)
Media pembelajaran berbasis TIK sangat erat kaitannya dengan kreativitas anak, dan anak yang mempunyai kreativitas tentunya anak yang perkembangannya baik dan mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik pula dan mereka  tidak ingin mempermasalahkan berlarut-larut dan secepatnya diselesaikan.
Kreativitas yang merupakan kemampuan seseorang untuk mengaktualkan dirinya dalam pergaulan dan juga dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini yang diharapkan agar dengan adanya media pembelajaran atau dengan  menggunakan media pembelajaran berbasis TIK anak dapat kreatif dan berkembang sesuai yang diinginkan. Adapun ciri-ciri  anak yang mempunyai kreativitas tinggi menurut Asep H. Hermawan ( 1997:50 ), yaitu:
-          Selalu ingin mengetahui sesuatu yang benar
-          Selalu ingin  mengubah sesuatu yang telah ada
-          Mencoba hal-hal yang baru
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Guru PKn dalam Menggunakan Media Berbasis TIK
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, manusia harus memenuhi tuntutan tersebut maka diperlukan kualitas sumber daya manusia yang memadai. Dalam hal ini dapat di penuhi melalui pendidikan yang berkualitas. Peningkatan kualitas pendidikan sangat dibutuhkan bangsa Indonesia pada masa kini dan yang akan datang mampu menghadapi persaingan global.
Peningkatan kualitas pendidikan tersebut harus dihasilkan melalui penyelenggaraan system pendidikan yang bermutu, maka guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis. Sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, pada jalur pendidikan formal guru wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan  perencanaan pembelajaran, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.
Hal ini dimaksudkan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, diatur tentang berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti maupun kompetensi mata pelajaran.
Bagi guru pada satuan pendidikan sekolah, kompetensi paedagogik maupun kompetensi professional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran secara memadai. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Namun demikian kenyataan di lapangan masih banyak guru yang mengabaikan kewajiban profesi yang harus selalu menyesuaikan diri dan kemampuannya seirama dengan perkembangan Iptek. Lebih-lebih di era globalisasi ini guru harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan kemjuan dan meninggalkan cara-cara konvensional yang tidak sesuai dengan prinsip pembelajaran modern. Di era globalisasi seperti sekarang ini, kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, memberikan kemudahan, serta sebagai cara baru dalam Bmelakukan berbagai aktivitas manusia. Peranan teknologi komunikasi dalam pembelajaran ditandai dengan hadirnya elearning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan dalam pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk seperti: audio/video, TV interaktif, CD ROM, intranet dan internet. Secara umum, peranan e-learning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: Komplementer, mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap muka masih berjalan tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan teknologi informasi; Substitusi, sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan teknologi informasi. Pada kegiatan pembelajaran, penerapan teknologi komunikasi dapat terlihat dari bagaimana cara pendidik memberikan sebuah materi yang disampaikan kepada peserta didik. Peran sekolah sebagai institusi yang memfasilitasi sarana (teknologi komunikasi) dalam menunjang kegiatan pembelajaran, seperti komputer atau laptop, internet atau jaringan wifi, LCD proyektor, TV, VCD, OHP/OHT, Tape recorder dan sebagainya. Dari fasilitas-fasilitas yang ada tersebut dapat dimanfaatkan pendidik untuk mengakomodasi teknik pembelajaran yang akan digunakan.
Paradigma dari perkembangan teknologi komunikasi yang ada mengakibatkan model belajar konvensional sedikit demi sedikit berubah. Untuk itu tuntutan bagi pendidik agar bisa mengikuti perkembangan teknologi komunikasi yang ada. Sehingga diharapkan kegiatan belajar berjalan efektif karena ditunjang dengan kemapuan dari pendidik dalam memanfaatkan teknologi yang ada. Beberapa contoh penerapan teknologi komunikasi dalam kegiatan pembelajaran adalah:
1.      Penggunaan media pembelajaran oleh pendidik dalam penyampaian materi pelajaran seperti Power Point, Windows Journal, CD tutorial dan interaktif, Penggunaan OHT, tutor audio, dan sebagainya.
2.      Penggunaan internet atau jaringan wifi yang disediakan oleh sekolah sebagai sarana peserta didik untuk mencari referensi tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik.
3.      Penggunaan komputer sebagai sarana praktek terhadap materi-materi tertentu yang memang membutuhkan fasiltas komputer seperti, materi TIK yang mengajarkan penggunaan aplikasi office, desain grafis, dan sebagainya.
Ada beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi minat guru dalam menggunakan media berbasis TIK, antara lain adalah:
-          Faktor Pemahaman menjadi salah satu penyebab kurangnya guru dalam menggunakan Media berbasis TIK, guru kurang memahami bagaimana menggunakan media seperti penggunaan komputer, internet, LCD Proyektor dan media elektronik lainnya, sehingga penggunaan media berbasis TIK tidak digunakan dalam proses pembelajaran. Faktor Fasilitas juga menjadi penyebab dalam kurangnya penggunaan media berbasis TIK dalam proses belajar mengajar. Kurangnya Fasilitas IT di sekolah seperti fasilitas Listrik yang kurang memadai, tidak ada fasilitas Internet di sekolah, tidak ada LCD proyektor dan lain sebagainya, menjadikan kurangnya penggunaan media berbasis TIK dalam kegiatan belajar mengajar guru.
-          Faktor kurangnya pelatihan-pelatihan pembelajaran dengan menggunakan TIK, dalam hal ini peran pemerintah dalam mengembangkan kompetensi guru dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dirasakan sangat kurang.
-          Faktor Usia guru juga menjadi penyebab kurangnya penggunaan media pembelajaran berbasis TIK dalam proses belajar mengajar, guru yang berusia diatas 30 tahun cenderung tidak mau memahami media berbasis TIK dan lebih condong ke gaya mengajar yang monoton.
-          Faktor minat juga di duga menjadi penyebab kurangnya penggunaan media berbasis TIK dalam proses belajar mengajar. Kurangnya minat guru dalam menggunakan media berbasis TIK karena terkesan merepotkan untuk digunakan menjadi alasan mengapa guru PKn SMA di Bandar Lampung kurang menggunakan media berbasis TIK dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan media berbasis TIK dalam suatu proses pembelajaran diharapkan sebagai alternatif untuk mengatasi masalah kemandirian belajar yang sering dijumpai, karena penggunaan media ini memungkinkan mengajarkan seorang siswa mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan yang lebih luas di dunia internet sehingga memunculkan kreativitas siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Selain itu dengan pembelajaran berbasis TIK juga diharapkan kognitif dan afektif siswa terhadap hasil belajar dapat mudah tercapai. 
 
 Guru Sebagai Profesi
Pengertian Profesi, Profesional, dan Profesionalisme
Profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap pekerjaan itu. Pengertian tersebut dapat digunakan dalam beberapa kalimat berikut, Misalnya: Guru sebagai profesi yang sangat mulia.
Profesional menunjuk 2 hal, yaitu orangnya dan penampilan atau kinerja orang  itu dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Sebagai contoh, Dia seorang professional muda yang bekerja secara professional.
Sementara Profesionalisme menunjuk kepada derajat atau tingkat penampilan seseorang sebagai seorang professional dalam melaksanakan profesi yang mulia itu. Misalnya, Profesionalisme guru dewasa ini masih rendah dan memprihatinkan.
-          Guru Sebagai Profesi
Sebagai profesi, guru sesungguhnya memiliki status yang sederajat  dengan profesi lain seperti Dokter, Apoteker, Hakim dan banyak lagi profesi terhomat lainnya. Karena sesungguhnya guru sering disebut sebagai ibu dari semua profesi. Hal ini dapat dimengerti, karena guru dapat menghasilkan profesi lainnya.
Pengertian guru sebagai profesi, secara khusus tertuang di dalam undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang system pendidikan Nasional dalam pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa:
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi , pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan
Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dalam ketentuan umum pasal 1 butir 5 dan 6 dinyatakan bahwa:
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, Dosen, Konselor, pamong belajar,widya iswara, tutor, instructor, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Sementara itu, dalam penjelasan atas undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang system pendidikan nasiona Pasal 39 ayat 1 dinyatakan bahwa :
Tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan, pendidik, pamong belajar, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.
-          Makna Guru Sebagai Profesi
Profesi guru adalah jabatan profesional yang memiliki tugas pokok dalam proses pembelajaran. Uraian tugas pokok tersebut mencakup keseluruhan unsur proses pendidikan dan peserta didik. tugas pokok itu hanya dapat dilaksanakan secara profesional bila persyaratan profesional yang ditetapkan terpenuhi.
Adapun tugas guru sebagai profesi adalah sebagai berikut:
a.       Membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensinya sehingga tumbuh dan berkembang dengan total dan sempurna.
b.      Membantu anak belajar sehingga kemampuan intelektualnya tumbuh dengan menguasai berbagai ilmu keterampilan, pengalaman, nilai dan sikap.
c.       Menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan menggunakan pendekatan dan metedologi yang penuh dengan kreativitas sehingga kreativitas peserta didik tumbuh dan berkembang.
d.      Menanamkan berbagai nilai-nilai dalam diri pesrta didik sehingga melekat tumbuh menjadi satu dengan perilaku peserta didik setiap hari.
e.       Membangun watak dan kepribadian peserta didik menjadi orang yang memiliki watak dan kepribadian tertentu yang diperlukan oleh masyarakat luas.
f.       Mengajar peserta didik bagaimana berhubungan dengan orang lain.
g.      Mengembangkan peserta didik menjadi orang yang berakhlak mulia\
-          Persyaratan Profesi Guru
Untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efisien, dan efektif, guru harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.       Menguasai ilmu pendidikan termasuk konsep, teori, dan proses.
b.      Menguasai teaching learning strategies.
c.       Memahami IT dan menguasainya untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran, terutama untuk mendukung penerapan learning strategies yang dikembangkan oleh guru.
d.      Menguasai developmental pcychology, psikologi anak, dan psokologi kognitif.
e.       Menguasai teori belajar.
f.       Memahami berbagai konsep pokok sosiologi dan antropologi yang relevan dalam proses pendidikan dan pertumbuhan anak.
g.      Menguasai bidang studi tertentu yang relevan dengan tugasnya sebagai guru pada jenjang persekolahan tertentu.
h.      Memahami administrasi pendidikan, terutama tentnang management of learning.
i.        Menguasai konsep dan prinsip pengembangan kurikulum.
j.        Memahami dan menguasai pendidikan nilai.
k.      Memahami proses dan dampak globalisasi serta implikasinya terhadap proses pendidikan peserta didik.
l.        Memahami strategies environment yang berpengaruh terhadap proses pendidikan peserta didik.
m.    Memaham peran dan pengaruh aspek sosial, kultural, dan ekonoi terhadap proses pendidikan.
Eksistensi Profesi Guru
Eksistensi menurut kamus bahasa Indonesia adalah Kehidupan/Pertahanan/bertahan. Sedangkan eksistensi secara umum adalah suatu keaktifan. Sedangkan Profesi adalah pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap pekerjaan itu. Jadi menurut uraian diatas dapat disimpulkan pengertian eksistensi profesi guru adalah suatu keaktifan seorang guru dalam pekerjaan atau jabatan menurut keahlian dan kesetiaan terhadap pekerjaan.
Guru mempunyai komitmen terhadap murid untuk mendidik mereka menjadi orang yang berhasil dan tercapoai cita-citanya. Katakanlah  pemimpin-pemimpin masa depan. Sebab jika tidak mempunyai komitmen kearah sana, guru akan kehilangan eksistensinya. Dalam hal ini guru akan mengalami perjumpaan dengan para murid, guru akan berjumpa dengan berbagai macam proses salah didik di dalam rumah. Disinilah sekolah sring jadi korban ketidak beresan pendidikan dalam keluarga.
Eksistensialisme sering dianggap sebagai panggilan hidup. Sebuah sarana pengabdian pada sejarah dan kemanusiaan dimana dengan mengamalkannya secara bebas, penuh cinta, dan dedikasi seorang mampu mengembangkan secara maksimal seluruh potensi manusiawi yang dimilikinya secara hakiki dalam relasinya dengan subyek lain. Denga demikian segala jerih payahnya menjadi bermakna baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masayarakat
Membicarakan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) oleh para guru dalam proses pembelajaran di sekolah tidak lepas dari berbagai unsur yang saling terkait sata sama lain, yaitu; 1) sarana, prasarana, dan perangkat yang tersedia; 2) tingkat penguasaan guru dalam pemanfaatan TIK; 3) kebijakan pimpinan dalam mendukung pemanfaatan TIK; 4) pendidikan dan pelatihan para guru; dan 5) kendala-kendala guru dalam penggunaan TIK. Kelima unsur yang terkait ini diuraikan per bagian dengan maksud nantinya diperoleh penjelasan, dan pada akhirnya diharapkan diperoleh pemahaman yang benar.
-          Sarana dan prasarana, falitas, dan perangkat pendukung pemanfaatan TIK
Beberapa sekolah kini telah telah memiliki laboratiorium komputer dan internet, khusus sekolah-sekolah yang berlokasi di kota atau tidak jauh dari perkotaan lebih lengkap   fasilitas ini dibandingkan dengan sekolah yang berlokasi di pedesaan. Hampir seluruh kota dijumpai sekolah-sekolah yang telah menyediakan fasilitas laboratorium komputer dan internet. Namun dalam pemanfaatan TIK oleh para guru antara sekolah yang satu dengan yang lain tingkatannya sangat beragam, mulai dari yang sederhana sampai ada yang sudah optimal. Kondisi ini dapat dimengerti mengingat tingkat kemajuan sekolah masing-masing berbeda.
-          Penguasaan Pemakaian Dalam Pemanfaatan TIK Bagi Guru
Dalam berbagai hasil penelitian dan tulisan mensinyalir ada sekitar 70 s/d 90% guru dalam pemanfaatan kemajuan TIK dalam proses pembelajaran dan kegiatan lain dianggap masih gagap teknologi. Jika kondisi ini benar demikian, alangkah menyedihkan dan bahkan menyakitkan, betapa tidak, sebab di tengah didengungkannya pembelajaran interaktif (e-learning) yang juga harus melibatkan guru-gurunya dalam bidang studi apapun, alangkah ironis kalau gurunya sendiri tidak pernah sedikitpun menjamah teknologi informasi yang kini telah merambah kesemua sisi kehidupan manusia atau dengan kata lain sudah mendunia.
Berbagai pernyataan para pejabat yang berwenang dalam dunia pendidikan menyatakan kondisi guru yang masih memprihatinkan dalam hal menggunakan komputer, apalagi internet.
-          Kebijakan dan Upaya Pimpinan dalam Mendukung Pemanfaatan TIK
Kadang sebuah penghargaan maupun sertifikat bukan merupakan tujuan yang akan dicapai oleh sebuah lembaga sekolahan, tetapi penghargaan maupun sertifikai yang diterima dapat menjadi pendorong atau motivasi dalam pemanfaatan TIK oleh para guru, disamping sebagai kebanggaan akan identitas sebuah sekolah yang mempunyai keunggulan dalam berkompetitif dalam dunia pendidikan. Beberapa institusi atau lembaga baik provit maupun nonprovit dirasa perlu memberikan berbagai penghargaan stratafikasi untuk mendorong dan memacu sekolah untuk terus mengembangkan potensinya, khususnya dalam hal pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran yang melibatkan para guru yang terlibat langsung.
-          Pendidikan, Pelatihan, Praktek  Pemanfaatan TIK
Kebutuhan akan kemampuan para guru dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran telah direspon sangat positif oleh beberapa sekolah. Kenyataan dilapangan ditemukan bahwa beberapa sekolah telah memberikan pelatihan dan atau mengirikan para guru menginkuti pelatihan komputer dan internet. Ini dilakukan oleh pimpinan sekolah dengan maksud agar para guru tidak gagap terhadap pemakaian komputer dalam pemanfaatan TIK.
-          Kendala Guru Dalam Penggunaan dan Pemanfaatan TIK
Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam pemanfaatan TIK adalah adanya kendala internal, seperti kesibukan jam mengajar di berbagai tempat, maupun kendala eksternal seperti ketersediaan akses internet dan waktu pelatihan sendiri.
Kendala internal dan eksternal tersebut sebenarnya hanyalah sebuah ”pembenaran” untuk tidak melakukan hal-hal yang dibutuhkan. Artinya, berpatokan pada peribahasa ”dimana ada kemauan disitu ada jalan” kita memang harus mempersiapkan diri menyongsong era baru dalam berkomunikasi dengan berbagai informasi yang ada. 

SUMBER PUSTAKA

http://life-activity-pipit.blogspot.co.id 

Rapel ( Rangkuman Pelajaran Lengkap ) Mata Pelajaran PKn

Komentar

Postingan Populer